Soal nikah ini memang banyak diributkan oleh banyak orang. Ada yang pro nikah muda, ada yang pro nikah entar aja kalo pas udah mapan (dengan kata lain, nikah agak tua lah). Lalu, yang benar yang mana sih, nikah muda atau nikah tua?
Yang benar adalah nikah dengan lawan jenis. Ini mah semua orang tahu yah. Eh ga juga, buktinya ada yang ga tahu loh kalo nikah itu harus dengan lawan jenis.
Sebenarnya, nikah muda atau nikah tua, itu bukan masalah. Yang masalah adalah niatmu nikah itu sebenarnya karena apa? Apakah kamu sudah menyiapkan ilmu tentang pernikahan? Apakah kamu sudah memahami calonmu dengan benar? Jangan-jangan selama ini dia hanya pencitraan.
Bagi seorang muslim—ini karena saya muslim yah, jadi ya ambil kasusnya adalah pernikahan dalam Islam—menikah itu bukan hal merepotkan dan harus wah banget. Tapi bukan berarti tidak penting. Justru penting banget, karena kamu sedang memilih dari rahim mana anakmu nanti keluar.
Ada beberapa hal yang kamu persiapkan sebelum nikah. Sebagai laki-laki, tentu saja adalah modal nikah. Sudah punya penghasilan dan siap mental. Mental ini dibangun dengan belajar ilmu tentang bab nikah. Apa saja itu? Silakan baca buku bab nikah yah, kalo dijelasin ga bakal cukup 10.000 kata.
Jangan pernah menyangka “halah, nikah loh gitu aja, paling ya gitu-gitu aja”. Entar kamu akan terkejut, ternyata memang banyak kejutan dan kadang membuatmu putus asa menghadapinya.
Jadi sebelum terkejut, pastikan kamu punya ilmunya dulu, jadi pas ngejalanin tinggal menikmati kejutannya saja, setidaknya sudah tahu harus ngapain. Semakin kamu tahu banyak hal tentang masalah dan solusi dalam pernikahan, akan semakin mudah. Meskipun nanti faktanya di lapangan sedikit berbeda, rasanya agak lebih menyakitkan gitu lah.
Jika kamu adalah seorang cewek, jangan pernah pengen nikah dan cari calon suami karena kayanya. Ingat, jangan sampai. Banyak orang di luar sana yang sok kaya. Dan yang kaya beneran, biasanya malah diem-dieman dan menyamar.
Utamakan akhlaknya dulu. Lihat akhlak saudara laki-lakinya atau bisa juga lihat akhlak bapaknya. Itu akan memberikan sedikit gambaran tentang siapa cowok tersebut.
Jika kamu seorang cowok, jangan pernah percaya dengan sifat cewek yang sekarang ini kamu lihat. Bisa jadi itu hanya pencitraan. Cara ngecek paling gampang adalah liat kelakuan emaknya atau saudari perempuannya. Di sana kamu akan mendapatkan sedikit gambaran kengerian watak asli cewek tersebut.
Mengapa saya bilang begitu?
Ada loh cowok yang pas masa pacaran sama ceweknya, ceweknya baik banget. Eh pas nikah, hmmm, cowoknya menyesal banget.
Oh, ya satu lagi. Jangan juga kamu terlalu cepat percaya dengan perkataan motivator kalo nikah itu bikin kaya. Bikin kaya sih iya, tapi nanti. Naaaannnttiiiiiii. Tidak instan. Kamu harus diuji dengan berbagai kejadian tidak mengenakkan dan bikin mata banyak menangis.
Dengan ujian itu, kekompakan suami dan istri akan terbentuk, lalu muncullah ide-ide bisnis yang bikin perekonomian keluarga membaik. Tapi ingat, itu nanti dan tidak instan.
Kebanyakan sih yang dengerin motivator ngomong itu orangnya pasti pengen instan. Pas udah nikah, pengen langsung kaya, omset bisnis naik. Faktanya? Malah merosot dan berkeping-keping. Pasalnya memang kamu dan pasanganmu sedang dikalibrasi untuk bisa kompak.
Ingat! Di dunia ini tidak ada yang instan. Semua butuh proses. Buktinya kamu sekolah berapa tahun hayo? Hehe. Dengan sekolah yang bertahun-tahun itu apa sudah bisa buang sampah pada tempatnya? Ternyata masih banyak toh yang buang sampah sembarangan.
Itu artinya apa? Proses yang lama pun juga belum tentu membuahkan hasil, jika kamu tidak perhatian dengan apa yang kamu alami/dapatkan dari pengalaman.
Akhir kata, kalo saya ditanya mending mana nikah muda atau nikah tua? Saya jawab, mending dua-duanya. Nikah saat umur masih muda, merintis usaha, lalu sukses. Kalo udah sukses, nikah lagi saat tua. Paham maksud saya? Maksudnya adalah ta’addud/poligami.