Setiap manusia di dunia ini pasti dilahirkan dengan membawa masalah. Saya yakin tidak ada manusia di dunia ini yang tidak punya masalah. Hanya saja yang membedakan adalah dia cerita ke banyak orang atau diselesaikan sendiri.
Ada yang berhasil menyelesaikan masalahnya dan terus berjuang hidup dan ada pula yang menyerah dan semakin menjadi terpuruk. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Mulai dari memang ketahanan mentalnya sendiri, teman di sekitarnya, keluarganya, hingga kondisi finansialnya.
Tidak Semua Orang Dilahirkan Kaya
Saya yakin kalian sepakat dengan pernyataan saya ini, tidak semua orang dilahirkan kaya. Bahkan Bill Gates, pendiri Microsoft yang kaya itu, dulunya bukanlah orang yang kaya. Dia hanya anak seorang petani biasa.
Bahkan lebih ekstremnya lagi adalah mendiang Steve Jobs, pendiri Apple yang kaya itu, dulunya adalah anak dari imigran yang ibunya melahirkan anak tanpa status pernikahan. Namun, apakah mereka terus dalam keadaan yang miskin seperti itu? Tidak. Bahkan, saat mereka sudah dewasa mereka bertahan dan menjadi pribadi yang kaya raya.
Tidak Semua Orang Dilahirkan di Lingkungan yang Penuh Kasih Sayang
Beruntunglah kamu dilahirkan dari keluarga yang penuh kasih sayang dan mengajarkan padamu tentang kasih sayang. Banyak bayi terlahir dalam keadaan orang tuanya stres, bahkan bayinya dibuang.
Banyak anak kecil yang terlahir dengan banyak tekanan, cacian, dan hal tidak menyenangkan lainnya. Efeknya pun tidak main-main. Ada yang dewasanya menjadi pribadi yang kasar, ada juga yang malah menjadi pribadi yang rendah diri. Beberapa orang bahkan gagap, tidak lancar bicara dikarenakan saat kecil sering dibentak.
Tidak Semua Orang Berada di Lingkungan yang Baik
Lahir di lingkungan yang baik adalah sebuah anugerah. Betapa banyak bayi yang lahir di lingkungan yang tidak baik. Di lingkungan yang orang-orangnya suka berbohong, berbuat kasar, dan banyak lagi keburukan lainnya.
Hasil dari besar di lingkungan yang buruk adalah ikut seperti lingkungan tersebut. Sedikit sekali orang-orang yang berhasil menjadi pribadi yang baik dan berbeda 180 derajat dengan lingkungannya.
Cara Menerima Takdir
Setiap orang mengalami takdirnya masing-masing. Ada yang ditakdirkan senang dan ada juga yang ditakdirkan dengan hal-hal yang menyedihkan. Semua ini sudah ditulis sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Dan tidak akan berubah takdir yang sudah ditakdirkan.
Dengan fakta yang seperti itu adanya, bukan berarti kita berputus asa. Justru dengan mengetahui bahwa tipikal takdir itu tidak mungkin diubah, kita bisa mengambil beberapa poin. Tentu saja dengan poin tersebut, kita bisa menjaga kesehatan mental kita dan terus bertahan hidup. Berikut ini adalah beberapa poin yang saya maksud.
Menyadari Bahwa Takdir yang Dialami Terdapat Hikmah
Betapa banyak kejadian buruk di masa lalu yang kita alami justru berbuah kebaikan di masa sekarang? Banyak orang sudah mengakui hal itu. Di masa lalu mereka mengalami banyak hal buruk, namun justru karena hal buruk tersebut di masa sekarang mereka menuai kebaikan.
Setiap takdir semacam menjadi jalan untuk menjadi alasan mengapa kita pantas mendapatkan apa yang saat ini kita nikmati. Sayangnya, kita akan menyadari hikmah tersebut lama setelah kejadian buruk terjadi. Misal, 5 tahun, 10 tahun, atau mungkin yang lebih lama dari itu.
Saya sendiri pun mengalaminya. Ini adalah salah satu jenis hal yang kurang menyenangkan di masa lalu. Saya menyukai seorang perempuan sejak saya kecil. Saya selalu berusaha untuk dekat. Namun, takdir selalu menjauhkan saya dengannya. Mulai dari ingin masuk SMP yang sama, ternyata tidak terealisasi, hanya beda satu angka. Dia masuk SMP 5, saya masuk SMP 6.
Ketika akan masuk SMA, saya pun mencoba satu SMA, ternyata tidak bisa. Namun, SMA kami masih satu kompleks, dan ada kemungkinan untuk bertemu. Sayangnya, tidak. Bahkan saya sudah sibuk dengan kesibukan saya sendiri saat itu.
Bahkan sampai kuliah pun, kuliah di PTN yang sama. Hanya saja saya terlambat masuk. Alhasil saya dan dia beda angkatan. Konyol memang jika diingat-ingat. Ketika saya masuk PTN tersebut, saya disuguhi fakta bahwa dia sudah jadian dengan cowok lain. Sepertinya memang tidak berjodoh.
Bayangkan, dari tahun 2003 hingga 2009 saya mencoba mendekat, ternyata tidak bisa. Dan hingga 2012 saya berhasil melupakannya. Bayangkan, 9 tahun hanya untuk hal itu. Namun, ternyata gara-gara proses melupakan perempuan itu, saya malah dipertemukan dengan perempuan selanjutnya.
Hanya butuh beberapa bulan setelah melupakan perempuan itu, saya langsung mendapatkan perempuan selanjutnya yang langsung madep mantep di hati. Dan saya tahu, perempuan ini lebih baik dari perempuan sebelumnya, dari banyak sisi. Dan saat ini, dia menjadi istri saya.
Mungkin jika saya tidak galau karena perempuan yang pertama tadi, perempuan yang kedua tidak akan mendekat. Kegalauan memang kadang menarik perhatian orang lain. Apalagi kegalauan saya waktu itu saya manifestasikan dalam sebuah karya.
Takdir yang Tidak Menyenangkan adalah Cambuk Menuju Kesuksesan
Keadaan yang sulit terkadang justru menjadi penyebab seseorang untuk ingin berubah. Misal seseorang yang latar belakangnya adalah miskin, maka dia berpikir bagaimana caranya untuk menjadi kaya. Kemudian dia belajar, hingga suatu saat itu menemukan momentum untuk jadi kaya.
Begitu juga sebaliknya, terkadang yang kaya di awal terlena. Banyak sekali yang dulunya orang tuanya kaya, ketika kekayaan dipegang anaknya, jadi jatuh miskin. Hal ini bisa jadi karena terlalu lalai dan lupa bahwa kekayaan itu harus dijaga dengan kerja keras dan ilmu tentang bisnis yang bagus.
Semua Badai Pasti Akan Berlalu
Meyakini ujian yang datang pasti berlalu juga bisa menjaga kesehatan mental seseorang. Seseorang akan termotivasi untuk mencari solusi ketika dia yakin bahwa masalah yang dihadapinya pasti memiliki solusi dan tidak akan selamanya bermasalah.
Ada Pelangi Setelah Hujan
Seperti biasanya kamu melihat drama atau film, setiap kesulitan selalu berakhir dengan kebahagiaan. Itu memang terjadi di kejadian nyata. Semua kesulitan yang kamu alami sekarang, jika kamu menghadapinya dengan bijak dan sikap sebaik mungkin, kemungkinan besar akan berujung bahagia.
Gunakan Bantuan Psikiater
Teorinya memang dengan menerima takdir akan lebih mudah untuk menjaga kesehatan mental. Sayangnya, praktiknya tidak semua orang bisa menerapkan itu.
Teman yang baik dan bisa diajak curhat dan menghasilkan solusi memang dicari saat kamu sedang stres. Namun, sayangnya faktanya tidak semua teman bisa menjaga rahasia, apalagi menghasilkan solusi dari masalah yang kamu hadapi.
Dengan fenomena yang seperti ini, maka kamu bisa menggunakan bantuan psikiater untuk membantumu mencurahkan isi hati dan tentunya menjaga rahasiamu. Tak hanya itu, psikiater juga membantumu untuk menemukan akar masalahnya apa dan solusi terbaiknya apa untuk masalah yang kamu hadapi.
Beberapa tahun yang lalu, saya juga masih ingat kakak kelas saja juga menggunakan bantuan psikiater untuk masalah asmaranya. Mungkin orang awam akan menganggap ngapain juga curhat masalah asmara ke psikiater. Tapi, kamu akan tahu jika kamu pernah mengalami masalah asmara yang rumit dan kamu butuh solusi yang terbaik.
Masalah asmara tak jarang bisa mengganggu kesehatan mental seseorang. Dan hal terburuknya adalah pekerjaan bisa terganggu, kesehatan fisik juga ikut terganggu, bahkan tak jarang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Jangan sampai terjadi seperti ini yah.
Kamu bisa menggunakan bantuan psikiater untuk melepaskan keruwetan masalah yang sedang kamu alami. Dengan aplikasi Halodoc, kamu tidak perlu jauh-jauh untuk berkonsultasi dengan psikiater.
Halodoc memang hadir untuk kamu yang ingin secara instan menyelesaikan masalah kesehatan fisik maupun jiwa. Aplikasi Halodoc ini cukup membantu juga jika kamu merasa malu ketahuan ke psikiater oleh orang-orang terdekatmu.
Akhir kata, setiap orang punya masalah hidup masing-masing. Namun di balik masalah yang dihadapi, pasti ada solusi. Masalah tersebut ada justru agar kita bisa lebih dewasa dan naik level menjadi insan yang lebih baik.